Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang sebelumnya bernama Dumoga Bone, memiliki berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan geografi daerah Indomalayan di sebelah Barat dan Papua-Australia di sebelah Timur (Wallaceae Area). Tumbuhan yang khas dan langka di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yaitu palem matayangan (Pholidocarpus ihur), kayu hitam (Diospyros celebica), kayu besi (Intsia spp.), kayu kuning (Arcangelisia flava) dan bunga bangkai (Amorphophallus companulatus). Sedangkan tumbuhan yang umum dijumpai seperti Piper aduncum, Trema orientalis, Macaranga sp., cempaka, agathis, kenanga, berbagai macam jenis anggrek, dan tanaman hias.
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki 24 jenis mamalia, 125 jenis aves, 11 jenis reptilia, 2 jenis amfibia, 38 jenis kupu-kupu, 200 jenis kumbang, dan 19 jenis ikan. Sebagian besar satwa yang ada di taman nasional merupakan satwa khas/endemik pulau Sulawesi seperti monyet hitam/yaki (Macaca nigra nigra), monyet dumoga bone (M. nigrescens), tangkasi (Tarsius spectrum spectrum), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii), anoa besar (Bubalus depressicornis), anoa kecil (B. quarlesi), babirusa (Babyrousa babirussa celebensis), dan berbagai jenis burung.
Satwa burung yang menjadi maskot taman nasional adalah maleo (Macrocephalon maleo), dan kelelewar bone (Bonea bidens) merupakan satwa endemik taman nasional.
Ukuran badan burung maleo hampir sama dengan ayam, namun telurnya 6 kali berat telur ayam. Maleo meletakan telurnya di dalam tanah/pasir sedalam 30-40 cm, dan biasanya terletak berdekatan dengan sumber air panas. Dengan panas bumi inilah telur maleo menetas. Keluarnya anak maleo dari dalam tanah, larinya anak maleo ke alam bebas (umur sehari), mengintip induknya yang sedang menggali lubang; merupakan salah satu atraksi satwa yang menarik bagi para wisatawan
0 komentar:
Posting Komentar