Kabupaten Sarolangun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 6.174 km² dengan populasi 246.245 (sensus penduduk 2010. Ibu kotanya ialah Sarolangun. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebelumnya, kabupaten ini bersama-sama dengan Kabupaten Merangin membentuk Kabupaten Sarolangun-Bangko,Selanjutnya diperkuat dengan keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor 2/DPRD/99 tanggal 9 Juli 1999 tentang pemekaran Kabupaten di Provinsi Jambi.
Secara geografis, Kabupaten Sarolangun terletak antara 01°53’39’’ sampai 02°46’02’’ Lintang Selatan dan antara 102°03´39’’ sampai 103°13´17’’ Bujur Timur dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 10 sampai dengan 1000 meter dari permukaan laut.Luas wilayah administratif Kabupaten Sarolangun meliputi 6.174 Km2, terdiri dari Dataran Rendah 5.248 Km2 (85%) dan dataran tinggi 926 Km2 (15%). Secara administratif pada awal berdirinya Kabupaten Sarolangun terdiri atas 6 kecamatan, 4 kelurahan dan 125 desa. sampai dengan tahun 2010 Kabupaten Sarolangun terdiri dari 10 kecamatan, 9 kelurahan dan 134 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 214.036 jiwa dengan kepadatan penduduk 32 jiwa/Km2, rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun mencapai 2,48 persen.
Rencana dan strategi pembangunan yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD Kabupaten Sarolangun tahun 2006-2011 dengan Visi ”Sarolangun EMAS” (Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera) 5 (lima) Misi pembangunan yaitu :
1. Meningkatkan infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi serta pencetakan sawah baru, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, esehatan, listrik dan air bersih. 2. Meningkatkan taraf perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat dengan memberi perhatian utama pada usaha pembangunan ekonomi perdesaan. 3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui percepatan peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat dan penanganan masalah-masalah sosial serta dengan pengembangan nilai-nilai agama dan budaya. 4. Meningkatkan jaminan kepastian dan perlindungan hukum. 5. Meningkatkan pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik dan demokratis. .
Struktur ekonomi didominasi sektor pertanian, pertambangan, penggalian, perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2006 nilai PDRB Kabupaten Sarolangun atas dasar harga berlaku dengan Migas, Rp. 1,82 triliun, tahun 2009 Rp. 3,24 triliun. Sedangkan PDRB tanpa Migas pada tahun 2006 Rp. 1,51 triliun, tahun 2009 Rp. 2,82 triliun.PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku dengan migas tahun 2006 Rp. 8,87 juta, pada tahun 2009 Rp. 14,89 juta. PDRB Perkapita tanpa migas tahun 2006 sebesar Rp. 7,39 juta, tahun 2009 Rp.12,92 juta. Jika dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) dengan migas, PDRB perkapita tahun 2006 Rp. 4,43 juta, tahun 2009 Rp. 5,22 juta, PDRB Perkapita tanpa migas tahun 2006 Rp. 3,93 juta, tahun 2009 Rp. 4,93 juta.
Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas tahun 2006 sebesar 6,92 persen, pada tahun 2009 sebesar 7,99 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas tahun 2006 sebesar 5,75 persen, tahun 2009 sebesar 9,17 persen. struktur perekonomian, pada tahun 2006 berdasarkan harga berlaku, peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Sarolangun masih dominan dengan kontribusi sebesar 40,33 persen, diikuti sektor pertambangan dan penggalian sebesar 19,15 persen serta urutan ketiga ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,22 persen. Sampai dengan tahun 2009 sektor yang mendominasi pembentukan struktur perekonomian masih sektor pertanian sebesar 42,42 persen, selanjutnya sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan sebesar 16,44 persen dan sektor pedagangan, hotel dan restoran sebesar 12,58 persen.
Pada tahun 2006 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sarolangun sebesar Rp.336,56 milyar, tahun 2010 telah meningkat sebesar Rp.564,54 milyar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2006 realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sarolangun hanya sebesar Rp.10,018 milyar, kemudian meningkat menjadi Rp.20,475 milyar pada tahun 2010. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang merupakan indeks komposit Angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan daya beli masyarakat. Pada Tahun 2006 IPM Kabupaten Sarolangun sebesar 70,3 dimana indeks komposit Angka harapan hidup sebesar 68,8 tahun, rata-rata lama sekolah sebesar 6,9 tahun dan daya beli masyarakat sebesar Rp.667.454,-/kapita/bulan. Pada tahun 2009 IPM mengalami kenaikan sebesar 72,0 dimana indeks komposit Angka harapan hidup sebesar 69,27 tahun, rata-rata lama sekolah sebesar 7,04 tahun dan daya beli masyarakat sebesar Rp.1.119,876,-/kapita/bulan.
Garis Kemiskinan atau tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2006 adalah sebesar Rp.183.906,-/kapita/bulan naik pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp.259.262,-/kapita/bulan lebih tinggi dari rata-rata propinsi Jambi. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 sebanyak 37.300 orang mengalami penurunan menjadi 21.700 orang atau 18,23 persen tahun 2006 turun menjadi 9,85 persen pada tahun 2009. Sampai dengan tahun 2009 jumlah angkatan kerja Kabupaten Sarolangun sebanyak 97.237 orang dimana terdiri dari 94.479 orang yang bekerja dan 2.758 orang yang mencari kerja/menganggur.
0 komentar:
Posting Komentar