Kota Ternate adalah sebuah kota yang berada dibawah kaki gunung api Gamalama pada sebuah Pulau Ternate di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ternate menjadi satu kota otonom sejak 4 Agustus 2010, dan menjadi Ibukota sementara Provinsi Maluku Utara sampai Sofifi yang menjadi ibukotanya di Pulau Halmahera siap secara infrastruktur. Sejarah kota ini bermula dengan adanya Kesultanan Ternate yang berdiri sekitar abad ke-13 di Pulau Ternate, yang menjadikan kawasan kota ini sebagai pusat pemerintahannya.
Kornelis Matelief de Jonge pada tahun 1607 membangun sebuah benteng pada kawasan kota ini, yang dinamakan Fort Oranje dan sebelumnya bernama Malayu. Kota Ternate merupakan kota kepulauan yang memiliki luas wilayah 547,736 km², dengan 8 pulau. Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau, dan Pulau Tifure merupakan lima pulau yang berpenduduk, sedangkan terdapat tiga pulau lain seperti Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida merupakan pulau berukuran kecil yang tidak berpenghuni.
Kondisi topografi Kota Ternate dengan sebagian besar daerah bergunung dan berbukit, terdiri atas pulau vulkanis dan pulau karang dengan kondisi jenis tanah Rogusal ( Pulau Ternate, Pulau Hiri, dan Pulau Moti) dan Rensika (Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida). Kondisi topografi Kota Ternate juga ditandai dengan keberagaman ketinggian dan permukaan laut antara 0-700 m dpl.
Iklim Kota Ternate sangat dipengaruhi oleh iklim laut dan memiliki dua musim yang seringkali diselingi dengan dua kali masa pancaroba disetiap tahunnya. Beberapa tempat wisata alam yang menarik, antara lain Pantai Sulamadaha, Danau Laguna, Danau Tolire, Pantai Bobane Ici, Batu Angus. Keraton kesultanan Ternate juga berdiri kokoh di kota ini, terletak di Salero menghadap ke arah timur berhadapan dengan pulau Halmahera. Masjid Al Munawwaroh Ternate Masjid di tepi laut.
Pusat tempat makanan di kota ini terletak di Swering, tepat berada di lapangan di depan Kantor Gubernur Provinsi Maluku Utara, namun hanya beraktivitas selepas sore hingga tengah malam.Bandar Udara Sultan Babullah merupakan sarana transportasi udara di Kota Ternate. Beberapa maskapai penerbangan yang melayani jalur ini antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air, Wings Air (Group Lion Air), Merpati Airlines, Express Air dan Trigana Air. Penerbangan melalui kota Makassar, Manado maupun Sorong.
Kota ini juga memiliki pelabuhan laut A. Yani dengan jalur pelayaran yang dilalui kapal Pelni dua kali perminggu. Dua perusahaan ekspedisi kapal angkutan adalah Mentari dan Tanto. Transportasi darat di kota ini menggunakan angkutan penumpang dengan mobil Suzuki Carry. Sejak akhir tahun 2005 telah mulai beroperasi armada taksi milik swasta dengan jumlah armada sekitar 50 unit. Untuk menyeberang ke pulau-pulau sekitar seperti Halmahera, Tidore, Hiri, Moti, Meitara, dapat menggunakan perahu kecil dari fiberglass yang umum di sebut Speed dengan tarif mulai Rp.8.000,-Maluku Utara memiliki berbagai makanan khas daerah antara lain popeda (sagu), ketam kenari, halua kenari, bagea serta hasil olahan ikan seperti ikan asap (ikan Fufu), gohu ikan, Ikan garu rica dan lain-lain. Perhiasan dari daerah ini adalah mutiara laut dan batu bacan.
Kornelis Matelief de Jonge pada tahun 1607 membangun sebuah benteng pada kawasan kota ini, yang dinamakan Fort Oranje dan sebelumnya bernama Malayu. Kota Ternate merupakan kota kepulauan yang memiliki luas wilayah 547,736 km², dengan 8 pulau. Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau, dan Pulau Tifure merupakan lima pulau yang berpenduduk, sedangkan terdapat tiga pulau lain seperti Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida merupakan pulau berukuran kecil yang tidak berpenghuni.
Kondisi topografi Kota Ternate dengan sebagian besar daerah bergunung dan berbukit, terdiri atas pulau vulkanis dan pulau karang dengan kondisi jenis tanah Rogusal ( Pulau Ternate, Pulau Hiri, dan Pulau Moti) dan Rensika (Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida). Kondisi topografi Kota Ternate juga ditandai dengan keberagaman ketinggian dan permukaan laut antara 0-700 m dpl.
Iklim Kota Ternate sangat dipengaruhi oleh iklim laut dan memiliki dua musim yang seringkali diselingi dengan dua kali masa pancaroba disetiap tahunnya. Beberapa tempat wisata alam yang menarik, antara lain Pantai Sulamadaha, Danau Laguna, Danau Tolire, Pantai Bobane Ici, Batu Angus. Keraton kesultanan Ternate juga berdiri kokoh di kota ini, terletak di Salero menghadap ke arah timur berhadapan dengan pulau Halmahera. Masjid Al Munawwaroh Ternate Masjid di tepi laut.
Pusat tempat makanan di kota ini terletak di Swering, tepat berada di lapangan di depan Kantor Gubernur Provinsi Maluku Utara, namun hanya beraktivitas selepas sore hingga tengah malam.Bandar Udara Sultan Babullah merupakan sarana transportasi udara di Kota Ternate. Beberapa maskapai penerbangan yang melayani jalur ini antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air, Wings Air (Group Lion Air), Merpati Airlines, Express Air dan Trigana Air. Penerbangan melalui kota Makassar, Manado maupun Sorong.
Kota ini juga memiliki pelabuhan laut A. Yani dengan jalur pelayaran yang dilalui kapal Pelni dua kali perminggu. Dua perusahaan ekspedisi kapal angkutan adalah Mentari dan Tanto. Transportasi darat di kota ini menggunakan angkutan penumpang dengan mobil Suzuki Carry. Sejak akhir tahun 2005 telah mulai beroperasi armada taksi milik swasta dengan jumlah armada sekitar 50 unit. Untuk menyeberang ke pulau-pulau sekitar seperti Halmahera, Tidore, Hiri, Moti, Meitara, dapat menggunakan perahu kecil dari fiberglass yang umum di sebut Speed dengan tarif mulai Rp.8.000,-Maluku Utara memiliki berbagai makanan khas daerah antara lain popeda (sagu), ketam kenari, halua kenari, bagea serta hasil olahan ikan seperti ikan asap (ikan Fufu), gohu ikan, Ikan garu rica dan lain-lain. Perhiasan dari daerah ini adalah mutiara laut dan batu bacan.
0 komentar:
Posting Komentar