Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang
terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.Beberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai
(Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti
(Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya). Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon
kita bisa melihat sebuah refrensi tentang keindahan yang dapat kita rasakan di Taman Nasional tersebut, jika beruntung kita dapat mengamati rusa dan sapi hutan yang sedang merumput. tapi memang tujuan saya kali ini bukan untuk mengamati rusa ataupun sapi. Saya datang kepasahari untuk mengamati warga, khususnya kesehatannya...(weits.. idealis banget..) Pernah juga saya membaca di majalah National Geographic, konon katanya, Sir Charles Darwin dalam penelitian pernah berlabuh dan melakukan penelitian di Wahai, Sebuah tempat tak jauh kawasanTaman Nasional Manusela ini. Kawasan Taman Nasional ini, hutannya masih sangat virgin, pohon-pohon besar masih terlihat memayungi kawasan hutan ini.Taman Nasional Manusela dapat dicapai melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau
melalui pantai Selatan (Tehoru dan Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi menggunakan ferry setiap hari sekitar delapan jam, dilanjutkan ke Saka menggunakan mobil sekitar dua jam, dan ke Wahai menggunakan speed boat sekitar dua jam. Atau, dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari Masohi ke Tehoru menggunakan kapal motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke Moso dan Desa Saunulu.
terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.Beberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai
(Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti
(Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya). Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon
kita bisa melihat sebuah refrensi tentang keindahan yang dapat kita rasakan di Taman Nasional tersebut, jika beruntung kita dapat mengamati rusa dan sapi hutan yang sedang merumput. tapi memang tujuan saya kali ini bukan untuk mengamati rusa ataupun sapi. Saya datang kepasahari untuk mengamati warga, khususnya kesehatannya...(weits.. idealis banget..) Pernah juga saya membaca di majalah National Geographic, konon katanya, Sir Charles Darwin dalam penelitian pernah berlabuh dan melakukan penelitian di Wahai, Sebuah tempat tak jauh kawasanTaman Nasional Manusela ini. Kawasan Taman Nasional ini, hutannya masih sangat virgin, pohon-pohon besar masih terlihat memayungi kawasan hutan ini.Taman Nasional Manusela dapat dicapai melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau
melalui pantai Selatan (Tehoru dan Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi menggunakan ferry setiap hari sekitar delapan jam, dilanjutkan ke Saka menggunakan mobil sekitar dua jam, dan ke Wahai menggunakan speed boat sekitar dua jam. Atau, dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari Masohi ke Tehoru menggunakan kapal motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke Moso dan Desa Saunulu.
0 komentar:
Posting Komentar