Pages

Selasa, 13 Desember 2011

Kota Padang Panjang
























 
 
Kota Padang Panjang adalah salah satu kota yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia dan merupakan kota dengan luas wilayah terkecil pada provinsi ini. Kota ini juga memiliki julukan sebagai kota serambi mekah. Selain itu juga dikenal sebagai Mesir van Andalas.Sementara wilayah administratif kota ini dikelilingi oleh wilayah administratif kabupaten Tanah Datar.Kawasan kota ini sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Tuan Gadang di Batipuh, pada masa Perang Padri kawasan ini diminta Belanda sebagai salah satu pos pertahanan dan sekaligus batu loncatan untuk menundukan kaum Padri yang masih menguasai kawasan Luhak Agam. Selanjutnya Belanda membuka jalur jalan baru dari kota ini menuju kota Padang karena lebih mudah dibandingkan melalui kawasan Kubung XIII di kabupaten Solok sekarang.

Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan sementara kota Padang, setelah kota Padang dikuasai Belanda pada masa agresi militer Belanda sekitar tahun 1947.Kota ini berada di daerah ketinggian yang terletak antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut, berada pada kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dengan suhu udara maksimum 26.1 °C dan minimum 21.8 °C, dengan curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata 3.295 mm/tahun. Di bagian utara dan agak ke barat berjejer tiga gunung: Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat.[5]

Secara topografi kota ini berada pada dataran tinggi yang bergelombang, dimana sekitar 20,17 % dari keseluruhan wilayahnya merupakan kawasan relatif landai (kemiringan di bawah 15 %), sedangkan selebihnya merupakan kawasan miring, curam dan perbukitan, serta sering terjadi longsor akibat struktur tanah yang labil dan curah hujan yang cukup tinggi. Namun pada kawasan yang landai di kota ini merupakan tanah jenis andosol yang subur dan sangat baik untuk pertanian. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2008, kota Padang Panjang memiliki jumlah penduduk angkatan kerja sebanyak 25.108 orang dengan jumlah pengangguran sebanyak 1.834 orang.[2] Kota ini didominasi oleh etnis Minangkabau, namun terdapat juga etnis Jawa dan Tionghoa.Kota Padang Panjang merupakan kota yang berada pada jalur silang[8] dan terhubung dengan jalur lintas Sumatera. Menjadikan kota ini berada pada posisi yang cukup strategis karena terletak pada lintasan regional antara kota Padang dengan kota Bukittinggi, juga dengan kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok dan kota Solok.

Kota ini juga merupakan pertemuan jalur kereta api dari kota Bukittinggi dengan dari kabupaten Solok yang akan menuju kota Padang atau sebaliknya, percabangan jalur kereta api ini terdapat pada stasiun Padang Panjang. Sementara untuk melayani transportasi angkutan dalam kota, terdapat mikrolet dan bendi (kereta kuda). Pada kota ini juga terdapat terminal angkutan darat yang bernama Terminal Bukitsurungan.Kota ini sebagai pemerintah daerah terbentuk berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota kecil dalam lingkungan daerah propinsi Sumatera Tengah pada tanggal 23 Maret 1956. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1957, status kota ini sejajar dengan daerah kabupaten dan kota lainnya di Indonesia.

Berdasarkan keputusan DPRD Peralihan Kota Praja nomor 12/K/DPRD-PP/57 tanggal 25 September 1957, maka kota Padang Panjang dibagi atas 4 wilayah administrasi, yakni Resort Gunung, Resort Lareh Nan Panjang, Resort Pasar dan Resort Bukit Surungan. Kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 istilah kota praja diganti menjadi kotamadya dan berdasarkan peraturan menteri nomor 44 tahun 1980 dan peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1982 tentang susunan dan tata kerja pemerintahan kelurahan, maka resort diganti menjadi kecamatan dan jorong diganti menjadi kelurahan dan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 13 tahun 1982 kota Padang Panjang dibagi atas dua kecamatan dengan 16 kelurahan.

Kemudian berdasarkan peraturan daerah kota Padang Panjang nomor 17 tahun 2004 maka ditetapkan hari jadi kota Padang Panjang pada tanggal 1 Desember 1790
Kota Padangpanjang termasuk kota yang biasa-biasa saja tanpa memiliki potensi daerah yang signifikan.[12] Namun dengan posisi strategis sebagai kota persingahan, pemerintah kota Padangpanjang menitik beratkan sektor perdagangan dan jasa dalam meningkatkan pendapatan perkapitanya.Pada kota ini terdapat Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang terletak berdampingan dengan objek wisata Perkampungan Minangkabau (Minang Village) yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah dan budaya Minangkabau baik berupa buku-buku, mikrofilm, foto dan sebagainya.

Selain itu pada kota ini juga terdapat kawasan rekreasi keluarga yang dikenal dengan Minang Fantasy Water Park atau Mifan yang terdiri dari taman air dengan wahana kolam ombak, kolam arus, kolam renang khusus wanita, kolam renang khusus anak-anak, ember tumpah dan slide tower . Pertumbuhan ekonomi kota Padangpanjang berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan, untuk tahun 2009 tercatat sebesar 6,32 % meningkat sedikit dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya 6,27 %.[13] Sementara karena keterbatasan bentangan alam, luas lahan pertanian yang telah dikelola oleh masyarakat baru mencapai 690 ha,[14] maka sejak tahun 2009 pemerintah kota Padangpanjang telah mempersiapkan kota ini untuk dapat menjadi salah satu pusat industri kulit nasional, dalam mendorong meningkatkan perekonomian masyarakatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar