Pages

Minggu, 16 Desember 2012

Kota Ambon


 
Kota Ambon adalah kota dan sekaligus ibu kota provinsi Maluku, Indonesia. Kota ini dikenal juga dengan nama Ambon Manise, merupakan kota terbesar di kepulauan Maluku. Saat ini kota Ambon menjadi pusat pelabuhan, pariwisata dan pendidikan di provinsi Maluku.Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis di tahun 1513, kemudian sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun benteng Kota Laha atau Ferangi yang diberi nama waktu itu Nossa Senhora de Anunciada di dataran Honipopu. Dalam perkembangannya sekelompok masyarakat pekerja yang membangun benteng tersebut mendirikan perkampungan yang disebut Soa, kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Cita de Amboina dalam bahasa Spanyol atau Cidado do Amboino dalam bahasa Portugis ) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.

Selanjutnya, setelah Belanda berhasil menguasai kepulauan Maluku dan Ambon khususnya dari kekuasaan Portugis, benteng tersebut lantas menjadi pusat pemerintahan beberapa Gubernur Jenderal Belanda dan diberi nama Nieuw Victoria (terletak di depan Lapangan Merdeka, bekas Markas Yonif Linud 733/Masariku kini markas Detasemen Kavaleri). Benteng ini merupakan tempat dimana Pattimura dieksekusi. Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan Republik Maluku Selatan.

Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon, dan secara geografis terletak pada posisi: 3°-4° Lintang Selatan dan 128°-129° Bujur Timur, dimana secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah. Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba pada bulan Nopember yang merupakan transisi ke musim Barat. 
 
Kota Ambon yang dipimpin oleh wali kota Richard Louhenapessy dibagi atas 5 kecamatan, yaitu: Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Sirimau, Kecamatan Leitimur Selatan, Kecamatan Baguala, Kecamatan Teluk Ambon. Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Diantaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa dan sebagian besar adalah Suku Alifuru yang merupakan penduduk asli Maluku. Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai Kerajaan Eropa yang sedang melakukan eksplorasi. Tidak mengherankan bila banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa dan Arab (sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu) disamping denominasi dari ras Melanesia yang merupakan ras asli penduduk Ambon.

Objek Wisata yang ada di kota Ambon adalah:  Patung Pattimura, di Lapangan Merdeka, Patung Martha Christina Tiahahu, di Karang Panjang Tugu Dolan, di Kudamati, Tugu Trikora, di Urimesing, Taman Makam Pahlawan PD II-Australia, di Tantui, Monumen Australia, di Laha, Monumen Jepang, di Tawiri, Patung Franciscus Xaverius, di Batumeja, Fort Victoria, di Belakang Kota, Monumen Rumphius, di Batu Meja, Museum Siwalima, di Taman Makmur, Pantai Namalatu, di Latuhalat, Pantai Natsepa Indah, di Natsepa, Pantai Santai, di Latuhalat, Tanjung, di Tanjung Nusaniwe, Pintu Kota, di Airlow, Pantai Desa Hukurila, Tempayang, di Soya, Gong Perdamaian Dunia, Goa Batu Lobang, di Ds. Amahusu, Bunker/Terowongan bawah tanah V.O.C., di Benteng Atas, Puing kapal pengangkut Barang peninggalan Belanda/Portugis, di dasar perairan laut Waiyame
Pulau Tiga di Desa Assilulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar